Malas Tapi Sukses

Verra C.
3 min readNov 17, 2023

--

Hard work is passé. The paradigm-shifting concept is “Smart Laziness” — where success comes through cleverly avoiding work but still getting the job done. In this oasis, we celebrate those magical ways where doing less accomplishes more.

Pertemuan dengan buku karya Fred Gratzon ini terjadi di gedung Pos Bloc, Jakarta bulan September lalu. Saat itu sedang ada pasar buku yang digelar Patjarmerah dan kami sengaja datang melihat-lihat sambil membeli buku yang sekiranya menarik perhatian.

Belum pernah saya membaca karya Fred sebelumnya, dan alasan untuk akhirnya membeli buku ini sebenarnya sangat sederhana saja; karena ukurannya kecil, penuh ilustrasi, dan merupakan international bestseller. Memang kriteria buku yang ingin dibeli waktu itu adalah yang tidak terlalu tebal, tema yang dibawakan ringan, dan sekiranya bisa habis dibaca dalam waktu beberapa hari saja. Ya saya sedang mencari buku untuk dibawa traveling dalam waktu dekat.

Hari itu saya pulang dengan membawa 3 jilid buku, satu buku novel, satu jilid esai, dan satu buku pengembangan diri dari Fred Gratzon ini.

“I am lazy and anti-authoritarian. I have a short attention span, a shorter memory, and no intellect. I am devoid of marketable skills and I despise routine. I have never held a job for longer than two months and, in the entire history of the United States government, I am one of five people (at most) to have been fired from a civil service job.”

“Fortunately, these are ideal qualifications for an entrepreneur. ”

— Fred Gratzon

Mungkin bagi mereka yang hanya membaca sekilas judul buku dan rangkuman di jilid belakang buku ini saja akan merasa buku ini hanya omong kosong dan tidak akan bermanfaat apa-apa. Tapi saya sarankan untuk mencoba membaca satu atau dua bab awal saja dan lihat apakah paparan Fred ini cocok dengan gaya hidup anda. Gagasan-gagasan yang disajikan Fred memang agak lain dan mungkin tidak cocok dengan penganut work hard gain big lifestyle karena memang disini Fred melemparkan gagasan menarik bahwa dengan tidak melakukan apa-apa sama sekali, kita akan berada pada tingkatan kesadaran paling tinggi dan hanya pada tingkatan itulah kita akan menyadari akar permasalahannya dan menyelesaikan inti masalah itu langsung pada lapisan paling subtil tepat sasaran.

Melihat latar belakang Fred memang kita bisa paham mengapa gagasan ini bisa muncul. Selain sebagai entrepeneur sukses Fred adalah penggiat dan guru meditasi transendental yang mempraktekkan meditasi untuk mencapai kesadaran murni dengan tidak melakukan apa-apa bahkan tidak berpikir sama sekali. Namun di bagian akhir buku ini Fred juga menyinggung kesamaan antara praktek meditasi yang digelutinya dengan ajaran kitab suci Alkitab.

Yang membuat saya tercengang adalah baru saja beberapa bulan lalu saya menyelesaikan buku Map of The Soul dari teori C. G. Jung bahkan sebelum saya membeli buku Fred ini, namun ada kesamaan teori yang dikemukakan keduanya. Sepertinya buku-buku ini bersekongkol dan dengan sengaja menarik tangan saya untuk membeli mereka bahkan sebelum saya menyadarinya. Kadang dengan cara seperti itulah memang Semesta ini bekerja. Luar biasa.

Jika kita mengupas satu per satu lapisan-lapisan yang membentu diri kita, seperti mengupas satu per satu lapisan sesiung bawang, pada akhirnya kita akan sampai ke inti diri kita.

Di tahap ini kita hanya sadar. Murni dan sederhana. Kesadaran adalah inti diri kita.

Kesimpulan dari hal ini sungguh luar biasa: hakikat diri seseorang sebenarnya adalah hakikat seluruh alam semesta. Dengan kata lain, setiap kita adalah kosmos.

--

--